Jumat, 15 Juli 2011

Sang Gadis Penyendiri

Telanjang kaki dan kotor, si gadis hanya duduk dan mengamati orang-orang lewat. Ia tak pernah mencoba untuk berbicara, ia tak pernah mengatakan sepatah kata pun. Banyak orang berlalu, tetapi tak seorang pun berhenti. Begitulah terjadi, hari selanjutnya saya memutuskan untuk pergi kembali ke taman, di hari selanjutnya saya memutuskan untuk kembali ke taman, penasaran jika sang gadis kecil masih berada di situ. Tepat di tempat yang sama ketika ia berada di hari kemarin, ia duduk di tempat yang agak tinggi, dengan wajah termurung di matanya.

Hari ini saya melakukan gerakan pertama saya dan berjalan menghampiri si gadis kecil. Seperti yang kita semua tahu, sebuah taman penuh dengan orang asing yang adalah bukan tempat yang baik untuk anak kecil bermain sendiri. Sebagaimana saya mulai berjalan menghampiri dirinya, saya bisa melihat di balik pakaian si gadis kecil punggungnya memiliki kelainan. Saya merasa itulah alasan orang-orang hanya melewatinya saja dan tidak melakukan apapun untuk menolong. Sebagaimana saya mendekat, si gadis kecil memalingkan matanya untuk menghindari pandangan saya yang intens. Saya bisa melihat bentuk punggungnya lebih jelas. Bentuknya sangatlah bungkuk.

Saya tersenyum kepadanya agar ia tahu bahwa itu baik-baik saja, saya berada disitu untuk menolong, untuk berbicara dengannya. Saya duduk di sampingnya dan membuka percakapan dengan Hello yang sederhana. Si gadis kecil terlihat terkejut dan dengan gagap sebuah "hai" setelah menatap lama kedua mata saya. Saya tersenyum dan ia dengan malu-malu tersenyum kembali. Kami berbicara hingga hari menjadi gelap dan taman pun menjadi kosong melompong. Semua orang telah pergi dan kami pun akhirnya tinggal berdua saja.

Saya bertanya kepada si gadis kecil mengapa ia sangat begitu sedih. Si gadis kecil melihat kepada saya dan dengan wajah sedih berkata, "Karena saya berbeda."

Saya dengan cepat berkata, "Anda memanglah begitu!" dan tersenyum.

Si gadis kecil terlihat lebih kecil, ia berkata, "Ya, Anda pun tahu."

"Gadis kecil," ujar saya, "Anda mengingatkanku kepada seorang malaikat, manis dan lugu."

Ia menatap saya dan tersenyum, dengan pelan ia berdiri, dan berkata, "Benarkah?"

"Ya sayang, kamu seperti malaikat penjaga kecil yang dikirimkan untuk mengamat setiap orang yang berjalan berlalu."

Little Angelia menganggukkan kepalanya "ya" dan tersenyum, dan dengan itu ia melebarkan kedua sayapnya dan berkata, "Memang. Sayalah malaikat penjaga Anda," dengan sebuah kerlipan dimatanya.

Saya tak bisa berkata apa-apa. Sudah pasti saya baru saja melihat hal yang ajaib. Katanya, "Anda telah berpikir bagi orang lain daripada diri Anda sendiri, tugas saya disini telah selesai."

Lalu saya pun langsung berdiri dan bertanya, "Tunggu, lalu mengapa tak seorang pun berhenti untuk menolong seorang malaikat?"

Ia menatap saya dan tersenyum, "Andalah satu-satunya yang dapat melihat saya, dan Anda mempercayai itu dalam hati Anda." Dan ia pun pergi.

Dan dengan itu hidup saya pun berubah dramatis. Maka, ketika Anda berpikir bahwa Anda hanya memiliki diri Anda sendiri, ingatlah, ada penghuni Surgawi yang selalu mengamati Anda. Anda tak sendiri. Ada hal besar yang tak terlihat, dan itu adalah hati setiap orang.

Tuhan memberkati.


Hadapi dan Kalahkan Masalahmu

Masalah dapat tiba-tiba datang dalam kehidupan kita, tetapi sudah waktunya kita berdiri, menghadapi dan mengalahkannya. Kita dapat belajar dari Raja Yosafat yang ketika itu sedang mengatur bangsanya. Tiba-tiba dia mendengar 3 kekuatan bani Amon dan bani Moab dan sepasukan orang Meunim akan maju hendak menghancurkan Israel. Yosafat yang takut mendengar berita ini memutuskan untuk mencari Tuhan.

Bagaimana sikap kita pada waktu menghadapi masalah?

1. Jangan takut dan terkejut (2 Tawarikh 20:15)
Artinya: Hadapi saja masalah itu karena Tuhan menyertai kita. Tuhan akan memberikan kemenangan, terobosan, mujizat, membuka jalan bagi kita. Ia akan memulihkan kita, hanya apabila kita mau menghadapi masalah kita. Tuhan begitu yakin dan percaya bahwa kita akan menang karena Tuhan TELAH melakukan bagian-Nya untuk membuat kita menang, dengan mati di kayu Salib! Yesus mengatakan ”SUDAH SELESAI”. Kalimat ini tertulis dalam Yohanes 19:30, dikonfirmasi lagi di kitab Wahyu 16:17.

Masalah memang harus kita hadapi. Ini bagian yang harus kita lakukan. Masalahnya adalah “Apakah engkau percaya?” (Markus 9:14-24). Karena bagi orang yang percaya, segala sesuatu adalah mungkin! Kita harus percaya bahwa kita bisa keluar dari masalah itu dan keadaan bisa berubah.. Ada mujizat yang bisa terjadi dalam hidup kita. Satu hal yang harus kita sadari adalah bahwa masalah tidak sama dengan Tuhan! Artinya Tuhan lebih besar dari masalah kita!

2. Ada kuasa dalam kesepakatan (Matius 18:19)
Kita harus sepakat dan berada di pihak Tuhan. Kita harus sepakat dengan Tuhan dalam pikiran, perkataan dan tindakan kita. Apapun keadaan yang sedang kita hadapi, ingat dan sepakat dengan janji firman Tuhan. kita harus hidup dengan kesadaran bahwa kita adalah PEMENANG yang penuh dengan berkat dan kemurahan Tuhan! Jangan pikirkan masalahnya tetapi fokus kepada apa yang Tuhan akan lakukan bagi kita (Ibrani 12:2). Percaya bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Tuhan. Apabila kita tunduk kepada Tuhan, maka masalah tidak ada pilihan lain selain pergi dari hidup kita (Yakobus 4:7). Tuhan tidak pernah merancang kita untuk lari dari masalah kita. Tuhan telah memberikan senjata peperangan dimana semua itu untuk melindungi tubuh bagian depan kita! Jadi apabila kita melarikan diri, tidak ada senjata Tuhan yang akan melindungi tubuh bagian belakang kita (Efesus 6:14-17).

Ibrani 10:38-39
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Tuhan memberkati.



Jangan Takut, Percaya Saja

Ketika memohon belas kasihan Tuhan, ketika datang kepada Yesus menyampaikan segala sesuatu pergumulan hidup yang dialami, ada banyak hal yang berusaha membuat kita menjadi tawar hati, takut, ragu dan tidak percaya kepadaNya. Mungkin teman, mungkin keluarga, mungkin istri, mungkin anak atau mungkin orang-orang di lingkungan sekitar membuat kita demikian, menjadi takut, ragu dan tidak percaya.

Ada satu cerita mengenai seorang ayah yang bergumul untuk kesembuhan anak perempuan satu-satunya, anak semata wayangnya dan yang dikasihinya sedang sakit dan hampir mati. Orang yang bernama Yairus ini yang adalah seorang kepala rumah ibadat datang tersungkur di depan kaki Yesus memohon kepada-Nya agar sudi kiranya melawat dia dan menyembuhkan anaknya. (Lukas 8:41). Tapi dalam perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan, ada seorang anggota keluarga yang datang dan menyampaikan kepadanya agar berhenti saja memohon kesembuhan kepada Yesus dan tidak lagi menyusahkanNya, karena hal itu adalah sia-sia berhubung anaknya sudah mati.(ayat 49). Betapa memilukan sebenarnya kondisi kepala rumah ibadat ini mendengar hal tersebut. Imannya mulai goyah, dia menjadi ragu dan dia menjadi tidak percaya kepada Yesus.

Saudara, apa yang dialami Yairus ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Ketika kita datang kepada Yesus memohon belas kasihanNya untuk diberikan seorang anak, ada orang lain yang berkata bahwa kita tidak mungkin punya anak karena kondisi rahim yang sakit, karena sudah tua, karena mandul dan lain sebagainya. Ketika kita datang kepada Yesus dan bergumul untuk karir dalam pekerjaan yang belum meningkat, ada teman sejawat yang berkata bahwa karir tidak akan dapat lagi meningkat karena sudah mentok, karena tidak ada yang peduli dan lain sebagainya. Ketika kita datang kepada Yesus untuk memulihkan kehidupan rumah tangga dan kehidupan ekonomi keluarga, ada orang lain yang datang dan mengatakan bahwa kondisi ekonomi dunia memang sedang goncang, sedang susah dan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan lain sebagainya. Ketika kita datang kepada Yesus untuk dapat mengampuni dan menghapus kesalahan kita di masa lalu, ada teman yang datang mengatakan bahwa Yesus tidak mungkin bisa mengampuni dan menebus dosa kita karena Dia manusia biasa.

Ada begitu banyak hal yang dapat membuat kita menjadi tidak percaya dan menggoyahkan iman kita kepadaNya. Ada begitu banyak kondisi yang membuat kita menjadi tawar hati, kecut hati, takut dan menjadi mundur dari percaya pada Yesus. Tapi Tuhan Yesus mendengar seruan kita, Tuhan Yesus peduli kepada kita dan Dia berkata agar kita jangan takut dan percaya saja kepadaNya (Lukas 8:50). Ketika kita bergumul dan berdoa kepadaNya dengan tiada jemu-jemu dan melelahkan, Dia akan memberikan kekuatan dan Roh Kudus akan mengingatkan kita agar tetap percaya kepada-Nya. Roh Kudus akan berkata kepada kita : "JANGAN TAKUT, PERCAYA SAJA", maka mujizat pun terjadi dan Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita semua.

Tuhan Yesus memberkati.