Kamis, 30 September 2010

Menerima Waktu Tuhan


Keinginan untuk mendapatkan sesuatu secara instant adalah salah satu yang paling awal dipelajari manusia sehingga menjadi salah satu sifat alamiah manusia. Sejak masih bayi kita sudah belajar mengembangkan sifat ingin serba instant tersebut tanpa disadari. Dengan menangis apakah karena merasa lapar, pipis, merasakan tidak ada orang yang menemani dll sudah cukup untuk segera mendapat perhatian dari orang tua.

Sifat ini terbawa terus sampai ketika kita menjadi dewasa. Kita sering menginginkan agar Tuhan segera memberikan apa yang menjadi impian kita. Kita sering menginginkan agar Tuhan menjawab doa-doa kita dengan cepat, bahkan bila perlu saat selesai berdoa Tuhan sudah langsung menjawab doa kita. Kita sering menjadi tidak sabar bahkan terkadang mempertanyakan Tuhan saat doa kita belum terjawab atau impian kita belum tercapai.

Terkadang kita bahkan memiliki pikiran yang salah tentang Tuhan. Kita berharap Tuhan segera menjawab doa-doa permohonan yang telah kita naikkan dan memberikan impian agar impian kita tentang karir, bisnis, kesehatan, hubungan dan lain-lain segera tercapai, sesuai dengan waktu yang kita inginkan. Karena ternyata waktu Tuhan berbeda dengan waktu yang kita inginkan, kita tergoda untuk berfikir; apakah mungkin Tuhan sedang terlalu sibuk dengan banyak hal lain sehingga melupakan doa-doa yang telah kita naikkan atau jangan-jangan pada saat itu kita sedang tidak menjadi prioritas Tuhan.

Itu adalah pikiran yang tidak benar. Saat hal seperti itu menggoda pikiran anda, penting untuk segera membuang pikitan-pikiran tersebut, memohon pengampunan kepada Tuhan dan meminta agar diberi kekuatan untuk selalu mempercayai Tuhan. Hanya dengan cara seperti itu, anda dapat mengalahkan pikiran-pikiran yang salah tentang Tuhan yang masih menyimpan sangat banyak warisan untuk anda.

Saya teringat salah saat suatu kecelakaan lalu lintas terjadi pada satu keluarga. Saat itu satu keluarga dengan mobil Kijang baru sedang dalam perjalanan kembali dari Sumatera Utara menuju Jakarta. Saat sedang di daerah Banyuasin-Sumatera Selatan, di jalan yang agak menikung, tiba-tiba saja sebuah truk melintas dihadapan mereka dengan melaju sedikit agak ke tengah jalan. Pengemudi Kijang berusaha menghindarkan tabrakan dengan mengambil memutar setir ke bahu jalan. Tabrakan memang terhindari, namun pengemudi Kijang tidak mampu mengendalikan kendaraannya dan masuk ke jurang di sisi kiri jalan. Saat kejadian itu, dengan refleks para penumpang mobil Kijang berseru: "Tuhan Jesus". Ya hanya sebuah seruan. Melihat kondisi kendaraan yang rusak berat, akan sukar dipercaya, bahwa tidak seorang penumpang pun yang terluka. Yaaa, bahkan tidak satu goresan luka pun terjadi pada 6 orang penumpang mobil tersebut.

Kita perlu memahami bahwa ada kalanya Tuhan menjawab permohonan bahkan hanya satu seruan memanggil nama Nya, saat itu juga tanpa terlambat bahkan sedetik pun. Tidak hanya manusia yang memahami prinsip emergency, bahkan Tuhan sudah memahaminya jauh sebelum manusia diciptakan. Saya membayangkan, saat kecelakaan tersebut belum terjadi, Tuhan telah mengetahui dan melihat apa yang akan terjadi pada kendaraan yang ditumpangi anak-anakNya. Dia bahkan telah menyiapkan suatu rencana untuk menyelamatkan anak-anakNya - para penumpang dikendaraan Kijang tersebut. Namun sering pula terjadi, jawaban atas doa-doa anda atau impian anda membutuhkan waktu seminggu, sebulan, setahun bahkan sepuluh tahun kemudian, baru terwujud.

Tidak peduli sesering apa anda menaikkan doa-doa anda dan seberapa kerasnya anda berdoa, itu tidak akan mengubah waktu Tuhan. Jika anda sedang bergumul dengan suatu persoalan dan setiap jam terus memanjatkan doa yang sama, bahkan saat sebagian besar orang telah tertidur lelap dan anda masih terus berdoa untuk persoalan anda , itu tidak akan merubah waktu Tuhan. Anda perlu memahami bahwa Tuhan kita Yang Maha Tinggi adalah Pendengar Yang Terbaik. Saat anda menaikkan doa permohonan anda, saat anda memanjatkan impian anda, saat itu juga Tuhan sudah mendengar dan mengetahuinya. Bahkan saat anda belum menaikkan doa permohonan anda, Tuhan sudah mengetahui kebutuhan dan keinginan hati anda. Saya tidak sedang meremehkan anda yang sedang bergumul. Namun sekeras apapun anda sedang bergumul, penting bagi anda untuk tetap bersikap tenang, karena mempercayai segala sesuatu dalam kendali Tuhan. Pada waktunya, Tuhan pasti menjawab doa-doa anda.

Kita sering menjadi tidak sabar dan terkadang menjadi marah, merasa kecewa dan frustrasi karena menginginkan Tuhan segera menjawab doa dan permohonan kita. sehingga terus bertanya-tanya; Tuhan kapan aku mendapat promosi di kantor, kapan aku terbebas dari penyakit ini, kapan suamiku, istriku atau anak-anakku akan berubah, kapan Engkau akan mengirimkan pasangan yang Engkau telah janjikan, kapan bisnisku akan bangkit, kapan aku terlepas dari kesulitan keuangan ini dan segala pertanyaan lain. Ketahuilah, segala pertanyaan itu hanya membuktikan bahwa pada hakekatnya anda tidak memiliki iman percaya akan waktu Tuhan.

Tuhan sangat berbeda dengan mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Anda tentu sudah menaruh terlebih dahulu deposit pada rekening anda sebelum melakukan penarikan uang di mesin ATM itu. Hanya dengan menekan angka angka atau kode-kode tertentu, maka ATM tersebut akan mengeluarkan sejumlah uang atau memindahkan sejumlah uang ke rekening lain yang anda inginkan – saat itu juga!!! Sekalipun sepanjang perjalanan hidup anda, anda telah dan terus-menerus menaruh deposito rohani anda misalnya dengan cara; menolong orang miskin, bersikap dan berlaku baik terhadap semua orang, memberi makan orang yang lapar dll, itu tidak menjadi jaminan bahwa Tuhan akan menjawab doa-doa, permohonan dan impian anda, pada saat yang anda inginkan.

Saat anda memahami waktu Tuhan, anda akan dapat hidup dengan lebih santai karena mengetahui, pada saat yang tepat Tuhan pasti memberikan apa yang anda impikan. Sesungguhnya anda dapat menikmati hidup sambil menunggu waktu Tuhan karena mengetahui bahwa walaupun hari ini, atau minggu ini atau bulan ini impian anda belum menjadi kenyataan, anda mengetahui bahwa setidaknya pada hari ini anda telah semakin dekat dengan impian atau permohonan anda. Dengan cara demikian anda akan dapat merasakan dalam damai sejahtera dalam menunggu.

Anda tidak perlu menjalani kehidupan dengan kebingungan, kekuatiran atau ketakutan. Anda tidak perlu bertanya apa yang salah dengan diri anda bahkan saat doa-doa anda belum terjawab. Jangan pernah percaya bahwa Tuhan tidak bekerja. Percayalah, Tuhan sedang bekerja dan terus bekerja bahkan saat anda tidak merasakan kehadiranNya atau saat anda tidak menyadari kehadiranNya. Mungkin anda melihat seolah-olah semua pintu sedang tertutup dan anda tidak melihat ada pintu yang terbuka buat anda. Mungkin anda melihat seakan-akan tidak ada jalan keluar dari persoalan atau kesukaran yang anda alami. Anda perlu untuk terus percaya bahwa Tuhan dapat membuka pintu yang lebih besar dan lebih baik. Bahkan kalaupun benar-benar semua pintu tidak dapat dibuka, Tuhan masih mampu membukakan jendela untuk anda. Anda perlu percaya bahwa saat seolah-olah tidak ada jalan keluar dari kesukaran-kesukaran yang anda alami, tetaplah percaya bahwa Tuhan sanggup membukakan jalan. Tuhan sudah memiliki jawaban sebelum pesoalan dan kesukaran itu menghampiri anda.

Namun saat anda melihat semua pintu sedang tertutup, janganlah memaksakan untuk membukakannya sendiri. Janganlah keras kepala memaksakan keinginan anda sebab kadang-kadang Tuhan mengizinkan anda melakukan kemauan anda meski tanpa perkenananNya. Masalahnya adalah jika anda telah melakukannya dengan kekuatan anda maka anda juga yang harus melanjutkannya sampai tuntas. Sering ini akan sangat menguras energi, pikiran, emosi dan bahkan damai sejahtera dalam diri anda. Bila anda keluar dari waktu Tuhan, sesungguhnya itu berarti anda keluar dari kehendakNya. Dan saat anda keluar dari kehendakNya berarti anda sedang berjalan daam kegelapan. Saya tidak sedang mengatakan agar anda duduk-duduk dan berdiam diri saja. Akan tetapi, jika Tuhan terlibat dalam memulai sesuatu, Ia akan melakukannya sampai selesai dan anda tidak perlu terus menerus bergumul lagi.

Tuhan yang kita sembah adalah perencana terbaik. yang sangat akurat dalam melakukan perencanaan sampai kepada detail terkecil. Tuhan kita Yang Maha Tinggi adalah perencana agung yang memperhitungkan ketepatan rancangannya sampai per sekian detik. Tidak ada hal-hal terkecil yang luput dari pengamatannya. Jika selama ini anda mungkin termasuk jenis orang yang terburu-buru, yang kurang sabar untuk menerima waktu Tuhan, kabar baiknya adalah; pada saat anda mau menerima waktu Tuhan, pada saat itu juga anda akan terlepas dari beban hidup yang penuh tekanan dan mulai masuk ke dalam hidup yang penuh damai sejahtera.

Mungkin anda memiliki kebiasaan ataupun karakter yang ingin anda ubah dan anda sudah beberapa lama berusaha namun tetap saja tidak sepenuhnya berubah. Anda perlu memahami bahwa banyak orang lain di luar sana yang mengalami hal yang sama bahkan lebih buruk dari yang anda alami. Anda tidak perlu menjadi kecewa hanya karena perubahan yang anda capai tidak sebanyak dan secepat yang anda harapkan. Anda perlu memahami bahwa dalam hal-hal tertentu dibutuhkan suatu proses. Dan saat bicara tentang proses, berarti berbicara tentang suatu rentang waktu yang bersifat relative. Dari pada anda menghitung-hitung waktu yang sudah terbuang, penting bagi anda untuk memastikan apakah anda berada dalam jalur tujuan yang benar.



Gbu all.


Sumber Facebook Cahaya Lilin Kecil

Rabu, 29 September 2010

Pengumuman

Tes KJK ditunda......
Tesnya tanggal 9 Oktober 2010

Bagi yang belum kirim emai, segera kirim email anda ke radiustanone@gmail.com

Lihat Daftar Email Yang sudah dikirim
Tes KJK ditunda......
Tesnya tanggal 9 Oktober 2010

Bagi yang belum kirim emai, segera kirim email anda ke radiustanone@gmail.com

Daftar Email Yang sudah dikirim

Senin, 27 September 2010

Materi KJK

Buat teman-teman, silahkan download materi KJK disini....
Untuk passwordnya nanti silahkan tanya di Jerly (085727398256) atau (085339048658)
Tolong sekalian sms Nama dan NIM kalian biar saya bisa pastikan kalo kalian itu peserta kelas KJK pak Radius.......
Bagi yang tidak sms Nama dan Nim, maka saya tidak akan berikan passwrdnya.....
Okokokok..............

Bersyukurlah dan Berbahagialah

Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas.Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan. ”Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di sini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia ? Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?”

Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari Pak Guru,

” Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidup kalian …”

Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu menunjuk pada seorang murid.

” Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ? Berbagilah dengan teman-temanmu …”

Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid,” Seminggu yang lalu, adalah saat-saat yang sangat besar buat saya. Orang tua saya, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang saya impikan selama ini.”

Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu. ” Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu !”

Pak Guru tersenyum. Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya. Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir. Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil. Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri. Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung. Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara, hingga terdengar suara dari arah belakang.

” Pak Guru … Pak, saya belum bercerita.”

Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil. Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya.

” Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua,” ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu.

” Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?” ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.

” Keberhasilan terbesar buat saya, dan juga buat keluarga saya adalah … saat nama keluarga kami tercantum dalam Buku Telepon yang baru terbit 3 hari yang lalu.”

Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu.

Dari sudut kelas, ada yang berkomentar,

” Ha ? Saya sudah sejak lahir menemukan nama keluarga saya di Buku Telepon. Buku Telepon ? Betapa menyedihkan … hahaha …”

Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, ” Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu ?”

Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan. Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan.

” Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya. Silahkan teruskan, Nak …”

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara.

” Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah saya dapatkan. Dulu, Papa saya bukanlah orang baik-baik. Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah. Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa dikejar polisi.”

Matanya tampak menerawang. Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.

” Tapi, kini Papa telah berubah. Dia telah mau menjadi Papa yang baik buat keluarga saya. Sayang, semua itu tidak butuh waktu dan usaha. Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja. Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Papa saya. Dan kini, Papa berhasil. Bukan hanya itu, Papa juga membeli sebuah rumah kecil buat kami. Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi.”

” Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluarga saya ada di Buku Telepon ? Itu artinya, saya tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan Papa untuk terus berlari. Itu artinya, saya tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang saya sayangi. Itu juga berarti, saya tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, saya, dan juga keluarga saya, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya.”

Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir. ” Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang saya dapatkan nanti …”

Kelas terdiam. Pak Guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk. Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan. Mereka juga belajar satu hal :

” Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain. Sekecil apapun …Sebesar apapun …” 



Sumber facebook cahaya lilin kecil

Kamis, 23 September 2010

Tahta Untuk Sang Putri

Seorang ayah, kebetulan pengusaha kaya multi-usaha, menghadapi soal yang amat pelik. Siapakah yang harus dipilihnya menjadi President & CEO menggantikan dirinya memimpin kerajaan bisnisnya yang sudah dibangun susah payah lebih dari setengah abad?

Kini usianya sudah berkepala tujuh dan penyakit-penyakit tua sudah mulai menggerogoti dirinya. Ia tahu sebentar lagi dirinya akan mengikuti jejak nenek-moyangnya menuju lorong hidup manusia fana.

Anaknya tiga orang. Si sulung amat cerdas, meraih MSc. dan MBA luar negeri, ia berselera canggih, senang glamour, ambisius, dan punya pergaulan yang luas di kalangan jet set. Cuma si ayah cukup khawatir karena si sulung ini punya bakat bercumbu dengan bahaya seperti (konon) keluarga Kennedy. Naluri jdinya gede, dan niat curangnya pun cukup kuat. Singkatnya, ia cerdas, kreatif, namun lihai dan licin.

Si tengah, lebih hebat lagi. Bergelar PhD. bidang kimia dari universitas beken di Amerika, ia lulus dengan predikat magna cum laude. Papernya bertebaran di jurnal-jurnal internasional. Bangga sekali hati si ayah yang cuma lulus SMP zaman Jepang. Dia dosen dan peneliti. Dan di perusahaan ayahnya dia menjabat sebagai Direktur Riset dan Pengembangan. Tetapi menjadi CEO, ia terlalu akademis. Kurang cocok dengan bisnis mereka yang kini berspektrum sangat lebar.

Si bungsu, satu-satunya perempuan, cuma lulus S1 dalam negeri.

Meskipun sejak lima tahun terakhir ia bergabung dengan usaha ayahnya sebagai Direktur Grup Konsumer, tetapi ia memulai karirnya di perusahaan asing sebagai wiraniaga (marketing executive). Ia merangkak dari bawah hingga 15 tahun kemudian bisa mencapai posisi General Manager. Otaknya kalah brilian dbanding kedua kakaknya.

Meskipun cenderung hemat berkata-kata, namun ia menunjukkan bakat memimpin yang baik. Ia mampu mendengar dengan intens. Berbagai pendapat dan gagasan bisa diolahnya dengan dalam.

Gaya hidupnya biasa saja. Ia disenangi sekaligus disegani orang karena sikapnya yang fair, jujur, dan mampu merakyat dengan para bawahannya.

Nah, jika Anda adalah konsultan independen, siapakah pilih an Anda menggantikan sang patriarch menjadi President & CEO? Saya bertaruh, sebagian besar Anda akan menominasikan si bungsu. Dan si ayah juga demikian. Masalah ini menjadi pelik, karena menurut adat-istiadat, si sulunglah pewaris takhta. Dan, ia sangat berambisi untuk itu. Sedang si bungsu, selain paling buncit, perempuan lagi. Jadi ia kalah status, gelar dan gender. Bagaimana jalan keluarnya? Konsultan angkat tangan. Rujukan buku teks tidak ada. Sang patriarch akhirnya hanya bisa mengandalkan wibawa dan hikmatnya sebagai ayah.

Lalu dipanggilnya ketiga anaknya. Dibentangkannya persoalan secara gamblang. Diuraikannya plus-minus setiap anaknya. Dianalisisnya kemungkinan sukses masing-masing memimpin grup usaha itu menuju milenium ketiga. Dialog pun dimulai. Dan si ayah segera maklum, dead lock akan terjadi. “Sudahlah, aku akan memutuskan sendiri siapa penggantiku,” kata orangtua itu akhirnya. Ketiganya takzim menurut. Seminggu kemudian, si ayah datang dengan sebuah ujian. “Barangsiapa bisa mengisi ruang ini sepenuh-penuhnya, maka dialah penggantiku,” katanya sambil menunjuk ruang rapat yang cuma terisi empat kursi dan sebuah meja bundar. “Budget maksimum Rp1 juta,” tambahnya lagi.

Kesempatan pertama jatuh pada si sulung. Enteng, pikirnya. Besoknya, dipenuhinya ruangan itu dengan cacahan kertas berkarung-karung. Dan memang ruangan itu menjadi padat. “Bagus, besok giliranmu,” kata si ayah kepada anak keduanya.

Duapuluh empat jam kemudian, ruangan itu pun dipenuhinya dengan butiran styro- foam yang diperolehnya dengan menghancurkan bekas-bekas packaging. “Oke, besok giliranmu,” kata sang patriarch menunjuk putrinya.

Esoknya, ketika acara inspeksi dimulai, ternyata ruangan masih kosong. “Lho, kok kosong?” tanya ketiganya hampir serempak. Sang putri diam saja. Dimatikannya saklar lampu. Dari sakunya dia keluarkan sebatang lilin. Ditaruhnya di atas meja. Lalu disulutnya dengan sebatang korek api. “Lihat, ruangan ini penuh dengan terang. Silahkan dinilai, apakah ada celah kosong tak tersinari,” katanya kalem. Tak terbantah siapa pun, dia dinyatakan menang dan sang putri pun berhak menduduki kursi tertinggi. Problem solved.

Kualitas yang ditunjukkan sang ayah dan putrinya adalah apa yang saya sebut sebagai hikmat. Ciri utama orang berhikmat (wise person) ialah kemampuan memecahkan masalah secara genuine dan memuaskan. Ini selaras dengan Jerry Pino yang merumuskan hikmat sebagai kemampuan membuat the best decision at any given situation.

Pintar, di pihak lain, adalah kemampuan mencerna dan mengolah informasi secara cepat. Ciri-cirinya, rasional, metodik, linier, dan analitik. Kepintaran umumnya diperoleh dengan olah otak sampai botak.

Dari dulu botak memang ciri orang pintar. Tetapi hikmat (wisdom) tidak hanya memerlukan olah otak tetapi terutama olah hati. Jarang kita sadari, hati kita sebenarnya bisa berpikir. Dalam tradisi literatur kuno, terutama kitab-kitab suci, hati adalah lokasi kebijaksanaan, hikmat dan kepandaian. Lebih spesifik, hati adalah access point kita kepada the higher knowledge, yakni kepada Tuhan sendiri. Dalam arti ini, orang bijak selalu berkonotasi orang alim dan saleh.

Kini, ketika rasionalisme warisan Descartes dan Immanuel Kant menjadi panglima, kebijaksanaan yang berasal dari hati (nurani atau suara hati) cenderung dinomorduakan. Yang utama adalah kepala. Dunia politik, bisnis dan kemasyarakatan kita kemudian didominasi oleh para pakar dan teknokrat bergelar master, doktor, dan profesor.



Sumber Facebook Cahala Lilin Kecil

Selasa, 21 September 2010

Hal Kerajaan Allah itu Seumpama Internet

Yesus biasa menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan hal-hal yang rumit. Sebagian diantaranya adalah tentang “Kerajaan Allah”. Tentu saja Kerajaan Allah itu sesuatu yang amat penting. Tetapi, sebagian perumpamaan yang digunakan Yesus telah berkurang pengaruhnya dalam abad modern ini. Jadi kita memerlukan perumpamaan-perumpamaan baru yang sesuai dengan kehidupan modern. Salah satunya adalah Internet.

Sebagian besar orang pasti pernah mendengar tentang Internet. Demikian juga sebagian besar orang Kristen pasti pernah mendengar tentang “Kerajaan Allah”. Namun demikian, banyak orang yang tidak tahu bahwa Kerajaan Allah dan Internet mempunyai banyak persamaan. Jika kalian tahu apa itu Internet kalian dapat mempergunakan apa yang kalian ketahui itu untuk lebih mengenal Kerajaan Allah. Dalam tulisan berikut ini, kita akan menjelajahi Allah-Net, yaitu Kerajaan Allah dalam istilah modern.

INTERNET - CARA KERJANYA

World Wide Web (www) bukanlah Internet. Internet ada terlebih dahulu. Kisahnya berawal pada sekitar tahun 1960-an. Dinas Militer Amerika Serikat ingin menemukan suatu cara untuk menghubungkan semua komputernya. Mereka dapat melakukannya dengan kabel dan saluran telepon, tetapi mereka khawatir bahwa jika terjadi serangan, maka seluruhnya akan hancur berantakan. Jadi, mereka mencurahkan banyak dana kepada tiga universitas, yaitu: Stanford dan UCLA di California serta Universitas Utah. Mereka berhasil mengembangkan suatu sistem yang disebut “ARPANET”, yang merupakan singkatan dari "Advanced Research Projects Agency Network". Para ilmuwan sangat menyukai ARPANET ini, sehingga mereka pun minta ijin diperbolehkan ikut ambil bagian dalam net. Mereka memasang tulisan-tulisan mereka seperti kalian memasang tulisan-tulisan kalian di papan pengumuman. Pada akhirnya banyak orang lain yang juga tertarik dan mereka mengembangkan sistem INTERNET untuk masyarakat umum.

Sekarang ini sebagian besar orang memperoleh hubungan Internet melalui berbagai macam kabel: telepon, fiber optics, kabel rumah, dsbnya. Satelit ruang angkasa dan radio juga dipergunakan. Tidak peduli bagaimana caranya kamu “on line”, bagian dari hubungan tersebut pasti terdiri dari sebuah komputer dan kabel. Kalian dapat segera menggabungkan diri dengan orang-orang dari seluruh dunia dalam suatu komunikasi massal melalui chatting (ngobrol), mendapatkan program-program komputer yang berguna, main komputer dengan orang-orang lain, atau memperoleh Bantuan Teknis (yah, kadang-kadang!). Kalian dapat memperoleh informasi mengenai hal apa saja yang kalian butuhkan. Namun demikian, kalian tetap saja membutuhkan sebuah komputer dan kabel, atau setidak-tidaknya akses sambungan telepon. Dengan kata lain, komputer dan telepon memainkan peranan yang amat penting. Jadi, bisa saja kalian mengalami gangguan bahkan kehilangan sambungan sama sekali.

Sekarang, seandainya saja kalian dapat melakukan semua hal tersebut di atas tanpa harus memiliki komputer atau sambungan telepon. Bagaimana jika kalian dapat menghubungi siapa saja, di mana saja serta kapan saja kalian memerlukan seseorang untuk berbicara atau seseorang untuk menolong kalian?

KERAJAAN ALLAH - CARA KERJANYA

Semuanya itu bisa kalian peroleh dalam Kerajaan Allah. Kalian bisa menjadi bagian dari suatu jaringan yang bebas biaya, menjangkau seluruh dunia, super cepat dan yang telah ada lama sebelum siapa pun pernah berpikir tentang Internet. Kalian dapat menyebutnya Allah-net! Allah-net dapat melakukan segala hal yang dapat dilakukan oleh Internet dengan lebih baik, lebih cepat dan dengan daya/kekuatan yang lebih besar. Kalian tidak harus tahu bagaimana mengoperasikan sebuah komputer. Kalian tidak harus paham bahasa khusus program. Kalian tidak harus menghafalkan alamat e-mail yang panjang. Kalian bisa saja berada di tengah hutan, di dasar lautan, atau bahkan di bulan! Kalian tetap bisa "connect” (sambung). Kalian tidak perlu khawatir akan `hackers' (orang yang mengacaukan program komputer) atau virus! Bahkan, tidak ada tagihan yang harus dibayar setiap bulan!

Bermilyar-milyar orang saling dihubungkan - tanpa kabel ataupun komputer sama sekali. Roh Kudus, pribadi ketiga dalam Tritunggal yang Maha Kudus, menghubungkan kita semuanya. Kita dapat ngobrol (berdoa dan membaca Firman Tuhan), kita dapat memperoleh program-program yang berguna (Sakramen-sakramen), dan kita dapat memperoleh Bantuan Teknis yang tidak pernah mengecewakan kita (Kasih Karunia).

SIGN IN - BERGABUNG

Bagaimana kalian dapat memasuki dunia maya atau Internet? Hanya satu: KEPERCAYAAN! Ketika kalian memasuki dunia Internet, kalian sedang mempertaruhkan kepercayaan kalian. Kalian mungkin tidak yakin dengan siapa kalian berhubungan. Mungkin saja kalian chatting (ngobrol) dengan seseorang yang hendak mencelakai atau menyalahgunakan informasi yang kalian kirim. Teman ngobrol kalian bisa saja sama sekali berbeda dengan yang kalian bayangkan. Bahkan bisa terjadi kalian sedang ngobrol dengan sebuah mesin! Kadang kala satu-satunya cara untuk bisa percaya kepadanya ialah dengan mengetahui tujuannya. Apakah teman ngobrol kalian itu menanyakan informasi-informasi pribadi yang dapat digunakan untuk mencelakai atau memeras kalian? Baru-baru ini terjadi bahwa suatu website yang dianggap “aman” ternyata dapat juga dibobol oleh para “hackers”. Jadi, ketika kalian memasuki Internet, sesungguhnya kalian sedang menanggung suatu resiko. Tetapi kalian menaruh cukup kepercayaan juga untuk memberikan informasi-informasi pribadi.

Kepercayaan atau iman juga diperlukan agar dapat masuk dalam Kerajaan Allah. Ketika kalian berdoa, kalian menaruh iman kepercayaan kepada Tuhan yang tidak dapat kalian lihat ataupun kalian dengar. Ketika kalian berjanji untuk hidup sesuai dengan ajaran-ajaran Yesus, kalian percaya bahwa ajaran-ajaran tersebut berguna bagi kalian.

Bagaimana kalian bisa percaya akan Tuhan dan Kerajaan Allah? Untung sekali Tuhan mempunyai rekor yang jauh lebih bagus dari Internet. Selama beribu-ribu tahun manusia telah percaya dan beriman kepada Tuhan. Selama beribu-ribu tahun Tuhan telah mendengarkan doa dan permohonan mereka serta menolong mereka saat mereka tertimpa masalah. Selama beribu-ribu tahun ajaran-ajaran Yesus telah menunjukkan kepada umat manusia jalan cinta kasih yang bekerja luar biasa.

Bagaimana kalian dapat masuk dalam Kerajaan Allah? Iman! Terapkan hukum yang telah diajarkan Yesus: Kasihilah Tuhan Allah-mu dan Kasihilah sesamamu manusia!



Tuhan memberkati.


Sumber facebook cahaya lilin kecil

Kejujuran yang Menyelamatkan Jiwa

Di suatu desa terpencil dipinggiran kota , tinggalah seorang anak laki-laki bersama 6 saudaranya, kehidupan keluarga ini terlihat sangatlah sederhana, orang tuanya hanya seorang buruh tani, kakak dan adiknya semua masih bersekolah, sementara ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurusi keluarga. Untuk membantu keuangan keluarganya setiap hari selepas pulang sekolah, ia pergi ke pasar untuk berjualan asongan.

Pada suatu hari saat anak ini sedang menjajakan dagangannya, tiba-tiba ia melihat sebuah bungkusan kertas koran yang cukup besar terjatuh dipinggir jalan, lalu diambilnya bungkusan tersebut, kemudian dibukanya bungkusan itu, namun betapa kaget dan terkejutnya ia, ternyata isi bungkusan tersebut berisi uang dalam nominal besar.

Tampak diraut wajahnya rasa iba dan bukan kegembiraan, ia tampak kebinggungan, karena ia yakin uang ini pasti ada yang memilikinya, pada saat itu juga anak ini langsung berinisiatif untuk mencari si pemilik bungkusan tersebut, sambil mencari-cari si pemiliknya, tiba-tiba seorang ibu dengan ditemani seorang satpam datang dengan berlinang air mata menghampiri anak kecil itu , lalu ibu ini berkata “dek, bungkusan itu milik ibu, isi bungkusan itu adalah uang”.

Uang untuk biaya rumah sakit, karena anak ibu baru saja mengalami kecelakan korban tabrak lari, saat ini anak ibu dalam keadaan kritis dan harus cepat dioperasi karena terjadi pendarahan otak, kalau tidak cepat ditangani ibu khawatir jiwa anak ibu tidak akan tertolong.

Pagi ini ibu baru saja menjual semua harta yang ibu miliki untuk biaya rumah sakit, Ibu sangat membutuhkan uang ini untuk menyelamatkan jiwa anak ibu.

Lalu anak kecil tersebut berkata,” benar bu, aku sedang mencari pemilik bungkusan ini, karena aku yakin pemilik bungkusan ini sangat membutuhkan. “Ini bu!, milik ibu”. setelah itu anak kecil tersebut langsung berlari pulang , sesampai dirumah ia ceritakan semua kejadian yang baru saja dialami kepada Ibu nya.

Lalu ibunya berkata , “ Benar anak ku ! “, kamu tidak boleh mengambil barang milik orang lain, walau pun itu dijalanan , karena barang itu bukan milik kita. Ibu sangat bangga pada mu nak, walau pun kita miskin , namun kamu KAYA dengan KEBAIKAN dan KEJUJURAN.

Untuk apa kita memiliki kekayaan yang melimpah, sementara kita harus mengorbankan nyawa orang lain . “Kamu sungguh anak yang baik nak” , ibu sangat bersyukur mempunyai anak seperti mu.

Hari ini ibu percaya, kamu sudah menyelamatkan satu jiwa melalui kebaikan dan kejujuranmu, kamu harus jaga terus kejujuranmu , karena kejujuran dapat menyelamatkan banyak orang dan kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana . “Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil”.

(“Matamu adalah pelita tubuhmu, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi gelap. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.” )



Sumber facebook Cahaya Lilin Kecil

Senin, 20 September 2010

Susunan Kehidupan

Suatu sore, Zahra sedang duduk bersama ayahnya di ruang keluarga. Keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Zahra, gadis kecil berumur 5 tahun itu sedang bermain dengan buku gambarnya. Sedang sang ayah, tampak tekun membaca majalah.

Sesaat kemudian, Zahra mendekati ayahnya. Ia lalu bertanya, “Ayah, ini gambar apa? Belum selesai ayahnya menjawab, Zahra kembali bertanya, “Kok, hewan ini ada buntutnya? Sang Ayah, dengan sabar menjelaskan semuanya. Disisihkannya majalah di tangannya dan dipeluknya Zahra.

Beberapa lama berselang, Ayah lalu berkata, “Baik, kalau sudah selesai, ayo teruskan saja sendiri ya, sayang. Ayah sibuk. Zahra pun kembali ke tempatnya semula.

Namun, belum lima menit usai, Zahra kembali datang dan bertanya banyak hal. Dia mengoceh tentang hewan, hingga hal-hal yang diluar khayalan. Ayah pun mulai tampak segan dengan semua pertanyaan itu. Sebab, ia ingin sekali menyelesaikan bacaannya. “Ah, kalau saja aku bisa menyibukkan anak ini dengan pekerjaan lain, ” gumam Ayah,” tentu, ia tak akan membuatku repot. Begitu pikirnya dalam hati.

Aha, Ayah pun menemukan ide. Diambilnya gambar rumah dari sebuah majalah lama. Dan diguntingnya gambar itu menjadi beberapa bagian. Ia ingin membuat puzzle!. Tentu, anak umur 5 tahun, akan sulit sekali menyusun puzzle yang bergambar rumah. Ia lalu berkata pada Zahra yang sejak tadi memperhatikannya.

” Zahra, sekarang Ayah punya permainan. Ayo, coba susun kembali kertas ini jadi gambar rumah. Nanti, kalau sudah selesai, baru kamu boleh kembali ke sini. (Hmm..tenanglah aku sekarang. Aku akan bisa menyelesaikan bacaanku, dan ia pasti akan sibuk sekali dengan pekerjaan ini, begitu gumam ayah).

Tiba-tiba. “Aku sudah selesai!” Belum 5 menit berlalu, kini, Zahra sudah kembali dengan susunan gambar rumah itu. Ayah pun bingung, bagaimana bisa ia menyelesaikan tugas yang sulit itu? Ayah lalu bertanya, “Bagaimana caranya kamu menyusun gambar rumah ini? Pasti kamu minta tolong Bunda deh.”

Mata bulat gadis itu berbinar, “Nggak kok. Aku membuatnya sendiri. Sebab, dibalik gambar ini, ada gambar boneka kesukaanku. Jadi, aku menyusun gambar itu saja. Ini, gambar bonekaku, aku senang sekali dengannya.

Sang Ayah pun terdiam. Ia kalah, dan harus siap kembali menerima semua ocehan gadis kecilnya ini.

***

Sahabat, seringkali, kita menganggap anak-anak dengan naif. Kita kerap meremehkan pola pikir yang mereka miliki. Kita, yang sok dewasa, sering berpendapat, anak kecil, bukanlah guru yang terbaik buat kehidupan. Mereka semua hanyalah penganggu, dan sesuatu yang selalu mengusik setiap ketenangan.

Namun sayang, kita kerap salah. Dan Zahra, bisa jadi membuktikannya. Kita, seringkali menganggap dunia ini sebagai sesuatu yang sulit. Dunia, dalam pikiran kita, adalah potongan gambar-gambar yang tak runut. Potongan-potongan itu pulalah yang kita susun dengan perasaan takut. Dunia, bagi kita, adalah tempat segala masalah bersatu. Dan kita merangkainya dengan hati penuh pilu.

Dengan kata lain, dunia, bagi kita, adalah layaknya benang kusut, yang penuh dengan keruwetan, ketakteraturan, dan kesumpekan. Dunia, bagi kita yang mengaku dewasa, adalah amarah, angkara, dengki, dan dendam, iri dan maki serta tangis dan nestapa.

Padahal, kalau kita mau menjenguk sisi lain dunia, ada banyak keindahan yang hadir disana. Ada banyak kenyamanan dan kesenangan yang mampu diwujudkannya. Ya, asalkan kita mau menjenguknya, melihat dengan lebih tekun dan jeli. Mencermati setiap bagian dari dunia yang kita sukai.

Jalin-jemalin kenyamanan yang dapat dirangkai dalam dunia, adalah sesuatu yang indah. Disana akan kita temukan kesejukan, ketenangan, kesunyian, keteraturan, keterpaduan dan segalanya, asalkan kita mau menjenguknya.

Jadi, potongan gambar dunia mana yang akan Anda susun? Dunia yang penuh angkara, atau dunia yang penuh cinta? Dunia yang penuh duri, atau dunia yang penuh peduli? Anda sendirilah yang akan menyusun potongan-potongan gambar itu. Susunan yang Anda pilih, akan membentuk kehidupan Anda.

Selamat menyusun potongan hidup Anda!!


Sumber facebook cahaya lilin kecil

Pemberian Terbaik kepada Raja


Suatu ketika, hiduplah seorang petani bersama keluarganya. Mereka menetap di sebuah kerajaan yang besar, dengan raja yang adil dan bijaksana. Beruntunglah siapa saja yang tinggal disana. Tanahnya subur, keadaannya pun aman dan sentosa. Semuanya hidup berdampingan, tanpa pernah mengenal perang ataupun bencana.

Setiap pagi, sang petani selalu pergi ke sawah. Tak lupa ia membawa bajak dan kerbau peliharaannya. Walaupun sudah tua, namun bajak dan kerbau itu selalu setia menemaninya bekerja. Sisi-sisi kayu dan garu bajak itu tampak mengelupas, begitupun kerbau yang sering tampak letih jika bekerja terlalu lama. "Inilah hartaku yang paling berharga", demikian gumam petani itu dalam hati, sembari melayangkan pandangannya ke arah bajak dan kerbaunya.

Tak seperti biasa, tiba-tiba ada serombongan pasukan yang datang menghampiri petani itu. Tampak pemimpin pasukan yang maju, lalu berkata, "Berikan bajak dan kerbaumu kepada kami. "Ini perintah Raja!". Suara itu terdengar begitu keras, mengagetkan petani itu yang tampak masih kebingungan.

Petani itu lalu menjawab, "Untuk apa, sang Raja menginginkan bajak dan kerbauku? "Ini adalah hartaku yang paling berharga, bagaimana aku bisa bekerja tanpa itu semua. Petani itu tampak menghiba, memohon agar diberikan kesempatan untuk tetap bekerja. "Tolonglah, kasihani anak dan istriku…berilah kesempatan sampai besok. Aku akan membicarakan dengan keluargaku…"

Namun, pemimpin pasukan berkata lagi, "Kami hanya menjalankan perintah dari Baginda. Terserah, apakah kau mau menjalankannya atau tidak. Namun, ingatlah, kekuasaannya sangat kuat. "Petani semacam kau tak akan mampu melawan perintahnya." Akhirnya, pasukan itu berbalik arah, dan kembali ke arah istana.

Di malam hari, petani pun menceritakan kejadian itu dengan keluarganya. Mereka tampak bingung dengan keadaan ini. Hati bertanya-tanya, "Apakah baginda sudah mulai kehilangan kebijaksanaannya? Kenapa baginda tampak tak melindungi rakyatnya dengan mengambil bajak dan kerbau kita? Gundah, dan resah melingkupi keluarga itu. Namun, akhirnya, mereka hanya bisa pasrah dan memilih untuk menyerahkan kedua benda itu kepada raja.

Keesokan pagi, sang petani tampak pasrah. Bersama dengan bajak dan kerbaunya, ia melangkah menuju arah istana. Petani itu ingin memberikan langsung hartanya yang paling berharga itu kepada Raja. Tibalah ia di halaman Istana, dan langsung di terima Raja. "Baginda, hamba hanya bisa pasrah. Walaupun hamba merasa sayang dengan harta itu, namun hamba ingin membaktikan diri kepada Baginda. Duli Paduka, terimalah pemberian ini…."

Baginda Raja tersenyum. Sambil menepuk kedua tangannya, ia tampak memanggil pengawal. "Pengawal, buka selubung itu!! Tiba-tiba, terkuaklah selubung di dekat taman. Ternyata, disana ada sebuah bajak yang baru dan kerbau yang gemuk. Kayu-kayu bajak itu tampak kokoh, dengan urat-urat kayu yang mengkilap. Begitupun kerbau, hewan itu begitu gemuk, dengan kedua kaki yang tegap.

Sang Petani tampak kebingungan. Baginda mulai berbicara, "Sesungguhnya, aku telah mengenal dirimu sejak lama. Dan aku tahu kau adalah petani yang rajin dan baik. Namun, aku ingin mengujimu dengan hal ini. Ternyata, kau memang benar-benar hamba yang baik. Engkau rela memberikan hartamu yang paling berharga untukku. Maka, terimalah hadiah dariku. Engkau layak menerimanya…."

Petani itu pun bersyukur dan ia pun kembali pulang dengan hadiah yang sangat besar, buah kebaikan dan baktinya pada sang Raja.

***

Teman, bisa jadi, tak banyak orang yang bisa berlaku seperti petani tadi. Hanya sedikit orang yang mau memberikan harta yang terbaik yang dimilikinya kepada yang lain. Namun, petani tersebut adalah satu dari orang-orang yang sedikit itu. Dan ia, memberikan sedikit pelajaran buat kita.

Allah sering meminta kita memberikan terbaik yang kita punya untuk-Nya. Allah sering memerintahkan kita untuk mau menyampaikan yang paling berharga, hanya ditujukan pada-Nya. Bukan karena Allah butuh semua itu, dan juga bukan karena Allah kekurangan. Namun karena sesungguhnya Allah Maha Kaya, dan Allah sedang menguji setiap hamba-Nya.

Mari kita berikan yang terbaik yang kita punya kepada-Nya. Marilah kita tujukan waktu, kerja dan usaha kita yang terbaik hanya kepada-Nya. Karena sesungguhnya kita tak akan pernah menyadari balasan apa yang akan kita terima atas semua itu.

Allah selalu punya banyak cara-cara rahasia untuk memberikan kasih-Nya bagi hamba-hambaNya. Dan Dia akan selalu memberikan pengganti yang lebih baik untuk semua yang ikhlas kita berikan pada-Nya


Sumber facebook cahaya lilin kecil

Minggu, 19 September 2010

Lampu Merah dan Kesedihan


Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Jack.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi. “Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

“Halo Jack,

Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.

Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah.

Bob"

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati. 



Sumber facebook cahaya lilin kecil

Sabtu, 18 September 2010

Semangat Yang Teguh

Seorang gadis yang lahir di sebuah keluarga yang miskin di Tennessee. Dia adalah anak yang ke 20 dari 22 anak, yang lahir prematur dan lemah. Rasanya ia tidak sanggup bertahan hidup. Ketika ia berusia 4 tahun, ia terkena radang pernapasan dan demam secara bersamaan, sebuah kombinasi yang mematikan sehingga membuatnya lumpuh dan tidak bisa menggunakan kaki kirinya. Ia harus memakai penyangga kaki dari besi.

Tetapi ibunya berkata kepada anak gadisnya yang berani itu untuk tidak terlalu memikirkan penyangga kakinya, dan dia sebenarnya mampu melakukan apapun yang mau ia lakukan dalam hidupnya. Ibunya berkata bahwa yang perlu ia lakukan hanyalah memiliki iman, ketahanan, keberanian dan semangat yang teguh.

Jadi pada usia 9 tahun, gadis itu mencopot penyangga kakinya dan dia mulai melangkah. Dokter bilang kalau ia tidak akan pernah bisa berjelan dengan normal. Dalam 4 tahun ia sudah bisa melangkah dengan ritmis, itu adalah sebuah keajaiban. Lalu gadis ini punya sebuah pemikiran dan keinginan yang luar biasa. Kalau ia akan menjadi seorang pelari wanita terbesar di dunia. Apa maksudnya? Seorang pelari dengan kaki seperti itu?

Pada usia 13 tahun, ia mulai ikut perlombaan. Dia menyelesaikan perlombaan itu di tempat terakhir. Tapi ia selalu mengikuti semua perlombaan di SMU dan di setiap perlombaan itu, ia selalu menjadi yang terakhir. Semua orang memohon agar ia berhenti. Namun, di suatu hari, ia menduduki tempat kedua dari belakang. Dan tiba saatnya ketika ia memenangkan perlombaan. Sejak saat itu, Wilma Rudolph selalu memenangkan perlombaan yang diikutinya. Wilma masuk ke Tennessee State University, dimana ia bertemu dengan seorang pelatih bernama Ed Temple. Ed melihat keteguhan semangat gadis ini dan mempercayai kalau ia memiliki talenta alami yang besar. Dia melatihnya dengan baik sehingga ia masuk Olimpiade. Disana, Wilma berlomba melawan pelari wanita terbaik saat itu, seorang gadis Jerman bernama Jutta Heine. Tidak ada yang pernah mengalahkan Jutta. Tetapi dalam perlombaan 100 meter, Wilma mengalahkannya. Lalu mengalahkannya lagi di perlombaan 200 meter. Wilma meraih 2 medali emas.

Akhirnya perlombaan estafet 400 meter. Sekali lagi Wilma akan bertemu dengan Jutta. Dua orang pelari pertama tim Wilma sudah melakukan estafet dengan baik, tetapi ketika pelari ketiga menyerahkan tongkat estafet kepada Wilma, ia begitu bersemangat sehingga menjatuhkan tongkatnya. Wilma melihat Jutta melaju mendahului semuanya. Rasanya mustahil untuk siapapun bisa mengejar gadis gesit itu. Tetapi Wilma akhirnya melampauinya. Ia memenangkan 3 medali emas Olimpiade.

Bangkitkan semangatmu hari ini, kedatangan-Nya yang dianggap orang sebagai sesuatu yang hina, ternyata menghasilkan keselamatan yang mulia bagi semua orang.

Amin!

Sumber Facebook

Aku Belajar Bahwa


Aku Belajar Bahwa….

Tidak selamanya hidup ini indah, Kadang Tuhan mengijinkan aku melalui derita tetapi aku tahu bahwa Ia tidak pernah meninggalkanku…… Sebab itu aku belajar menikmati hidup ini dengan bersyukur.

Aku Belajar Bahwa….

Tidak semua yang kuharapkan akan menjadi kenyataan, Kadang Tuhan membelokkan rencanaku tetapi aku tahu bahwa itu lebih baik dari pada apa yang kurencanakan…… Sebab itu aku belajar menerima semua itu dengan sukacita.

Aku Belajar Bahwa…..

Pencobaan itu pasti datang dalam hidupku, Aku tidak mungkin berkata, “Tidak Tuhan!” Karena aku tahu bahwa semua itu tidak melampaui kekuatanku….. Sebab itu aku belajar menghadapinya dengan sabar.

Aku Belajar Bahwa…..

Tidak ada kejadian yang harus disesali dan ditangisi, Karena semua rancanganNya indah bagiku Maka dari itu aku akan bersyukur dan bersukacita didalam segala perkara. Karena dengan bersyukur dan bersukacita menyehatkan jiwaku dan menyegarkan hidupku.

Inilah yang kudapat dari setiap perkataan Bapaku yang di sorga yang adalah YA dan AMIN.


Sumber Facebook Cahaya Lilin Kecil

TIDAK ADA YANG SEMPURNA

Kisah seorang istri dari pasangan muda yang baru hidup bersama 1 tahun. Suatu malam, ketika sang suami sudah tertidur lelap disampingnya, sang istri masih terjaga. Ditatapnya wajah suaminya, dan sang istri hanya bisa menggerutu dalam hati, melihat sosok si suami yang sebenarnya jauh dari idaman. Apalagi ketika sang suami mulai mendengkur cukup keras. Akhirnya dia menutup wajah dengan bantal dan mencoba tidur dengan segala kegalauan hati.

Namun belum lama terlelap dengan nyenyak, sang istri harus terbangun, karena kaki sang suami menyenggol kakinya. Memang seringkali sang suami banyak gerak tidurnya, dan ini yang kesekiankalinya terjadi kejadian yang sama. Sang istri pun kaget, dan tanpa sadar untuk pertama kalinya agak membentak pada sang suami. Sang suami pun terbangun dan langsung meminta maaf.

Dengan sabarnya membujuk Sang istri untuk tenang. Setelah beberapa saat, akhirnya sang istri mulai mereda emosinya, kemudian dia bertanya untuk sebuah pertanyaan yang akhir-akhir ini mengganjal dalam fikirnya, “MENGAPA KAU MENIKAHIKU, MAS?”

Sang suamipun menghela nafas, tersenyum dan menjawab, “Sebetulnya, memang kamu bukan wanita tipe idamanku, sayangku... tapi dari sekian waktu yang telah kita lewati bersama dulu, aku telah memilih untuk menjadikanmu pasangan hidup. Yang akan selalu kuperhatikan, kusayangi , dan kucintai untuk selamanya. Aku sadar, kalau aku selalu mencari sosok idaman, mungkin akan kudapatkan, tapi mungkin juga aku hanya akan selalu mencari dan mencarinya hingga Tuhan memanggilku, karena bisa jadi aku takkan pernah punya kesempatan bertemu dengan sosok idamanku itu atau malah dia akan menghindar untuk mencari idamannya juga. Jadi, kapan waktuku untuk membina keluarga?? Untuk menyayangi dan disayangi seseorang?”

Terhenyak sang istri mendengarnya, suatu penjelasan yang sederhana dan jauh dari egois. Sang istri tiba-tiba merasa sangat bersyukur telah “diberi kesempatan” untuk berkeluarga dan rasa cinta pada sang suami yang sempat ia pertanyakan sendiri, tiba-tiba tumbuh begitu dahsyat disertai sebuah kekaguman yang luar biasa. hingga air mata haru pun tak terasa menetes.

Mulai saat itu, tak pernah lagi sang istri mengingat-ingat sosok idamannya, sosok itu telah dia kubur dalam-dalam, dan dia mulai dapat menerima suaminya dengan segala kekurangan yang ada dan rasa syukur pun menjadi pengingat senyumnya di setiap waktu.

“Pasangan hidup kita adalah memang yang terbaik. Tak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk selalu memikirkan kekurangannya yang ada, karena tidak akan pernah kau dapatkan pasangan yang SEMPURNA sesuai dengan keinginanmu. Bila ingin suatu cinta lebih indah, bahagia dan abadi, berikan hatimu, untuk mengisi yang kurang dan mengurangi yang berlebihan atas apa yang ada pada diri kalian berdua.."

Berikan juga waktumu untuk pasanganmu ... Agar pasanganmu merasakan bahwa kamu selalu ada untuknya.


Sumber Facebook Cahaya Lilin Kecil

Rabu, 15 September 2010

PELAJARAN KEHIDUPAN

Aku takut sendirian sampai aku belajar seperti diriku.

Aku takut kegagalan sampai aku menyadari bahwa aku hanya gagal jika aku tidak mencoba.

Aku takut kesuksesan sampai aku menyadari bahwa aku harus mencoba untuk menjadi bahagia dengan diriku.

Aku takut pendapat orang sampai aku belajar bahwa orang-orang punya pendapat tentangku.

Aku takut penolakan, sampai aku belajar untuk memiliki iman dalam diriku sendiri.

Aku takut sakit sampai aku belajar bahwa itu perlu untuk pertumbuhan.

Aku takut kebenaran sampai aku melihat keburukan dalam kebohongan.

Aku takut hidup sampai aku mengalami keindahannya.

Aku takut pada kematian sampai aku menyadari bahwa itu bukanlah suatu akhir, tapi sebuah awal.

Aku takut takdirku sampai aku menyadari bahwa aku memiliki kekuatan untuk mengubah hidupku.

Aku takut benci sampai aku melihat bahwa semuanya itu tidak lebih dari kebodohan.

Aku takut cinta sampai menyentuh hatiku, membuat kegelapan memudar menjadi tak berujung cerah hari.

Aku takut ejekan sampai aku belajar bagaimana untuk tertawa pada diriku sendiri.

Aku takut menjadi tua sampai aku menyadari bahwa aku memperoleh kebijaksanaan setiap hari.

Aku takut masa depan sampai aku sadar bahwa hidup terus membaik.

Aku takut masa lalu sampai aku menyadari bahwa hal itu tidak bisa lagi menyakitiku.

Aku takut gelap sampai aku melihat keindahan cahaya bintang.

Aku takut cahaya, sampai aku belajar bahwa kebenaran akan memberiku kekuatan.

Aku takut perubahan, sampai aku melihat bahwa untuk menjadi kupu-kupu yang indah harus mengalami metamorfosis sebelum bisa terbang.



Sumber, facebook (Cahaya Lilin Kecil)

BEBAN BERAT


"Mengapa bebanku berat sekali?" aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersander. "Tidak adakah istirahat dari ini?" Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal."Ya Tuhan," aku menangis, "biarkan aku tidur. Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!"

Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan, tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku. Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib.

"Anakku," orang itu bertanya, "mengapa engkau datang kepadaKu sebelum Aku siap memanggilmu?"

"Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat betapa berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi."

"Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

"Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu berat?"

"AnakKu, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?"

"Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kakiNya. "Kau bisa mencoba semua ini."

Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya.

"Itu punya Joan," kataku. Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus. Kadang kala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak.

"Umm, aku coba punya Joan." Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul? pikirku.

Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku langsung terjatuh seketika."Lepaskan beban ini!" teriakku. "Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"

"Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara, "Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu. Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku..."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu.

Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.

"Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya..."

"Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa. Beban Paula terasa sangat berat juga : Ia memelihara 4 orang anak laki-laki tanpa suami. Debra punya juga demikian : masa kecilnya yang dinodai olah penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan. Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo.

"Beban mereka semua sangat berat, Tuhan" kataku. "Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain.

"Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata.

Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat. "Itu bukan ide yang baik," jawabku,

"Mengapa?"

"Karena banyak sampah di dalamnya."

"Biar Aku lihat"

Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku.

Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku. "Katakan kepadaKu mengenai hal ini."

"Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi, dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas."

"AnakKu, Aku selalu memberikan kebutuhanmu.... dan semua anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di mataKu."

Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki. "Dan yang ini?" tanya Tuhan.

"Justin..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban.

"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya..."

"AnakKu," Tuhan berkata. "jika kau percayakan kepadaKu, aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku akan memberikan engkau kesabaran."

Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku.

"Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafas panjang.

"Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bis membuatnya kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku!"

"AnakKu, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan, seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang dimakan waktu.

Itulah yang berharga di mataKu."

Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya. "Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang," kataku,

"Yang terakhir, berikan kepadaKu batu bata yang terakhir." kata Tuhan.

"Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya."

"AnakKu, berikan kepadaKu." Kembali suaraNya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangaNya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat lukaNya.

"Tetapi Tuhan, bebanku ini kotor dan mengerikan, jadi Tuhan....Bagaimana dengan tanganMu? TanganMu penuh dengan luka!!"

Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajahNya untuk pertama kalinya. Dan pada dahiNya, kulihat luka yang sangat dalam... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.

"Tuhan," aku berbisik. "Apa yang terjadi dengan Engkau?"

MataNya yang penuh kasih menyentuh kalbuku.

"AnakKu, kau tahu itu. Berikan kepadaku bebanmu. Itu adalah milikKu. Aku telah membelinya."

"Bagaimana?"

"Dengan darahKu"

"Tetapi kenapa Tuhan?"

"Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepadaKu."

Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tanganNya yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam kehidupanku : kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku. Kemudian Ia mengambil salibku kemudian menghempaskan salib itu ke kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus. Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya.

"Sekarang anakKu, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu. Ketika kau berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang."

"Ya, Tuhan, aku akan memanggilMu."

Aku mengambil kembali bebanku.

"Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu? Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kakiKu, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth... Ketika kau meninggalkan bebanMu di sini, Aku akan menggendongnya bersamamu. Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang. Namun, masih kudengar suaraNya berbisik, "Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu."

Saat itu, aku merasakan damai sekali di hatiku.


Sumber facebook(Cahaya Lilin Kecil)